Tega-kah meninggalkan Musik, Sandiwara, Lawak, Hiburan TV, Seni Peran???

Jumat, 24 September 2010

0 komentar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh…
Alhamdulillah ini hari ke tiga ana kerja, lumayan capee, tapi khan kerja ibadah, jadi capee un kita tetep dapet pahala, siapa orangnya yang tidak mau coba, udah dapet gaji, pengalaman, dapet pahala pula,… subhanallah,.. Islam begitu mempesona..
Bukan masalah pekerjaan yang ana bahas ini,.. dengan disertai minimnya ilmu yang ana miliki, ana tetep kekeuh ingin mengutarakan tentang hiburan di jaman sekarang (seni music, seni peran, komedi)…
Tidak bias dipungkiri, bahwa hiburan beserta media pengantarnya udah jadi makanan sehari-hari,.. entah di warung, di sekolah, di kantor, tempat kerja, bahkan mungkin di Masjid pun acapkali terdengar musik2…
Sekarang kita meninjau hadits2 yang telah ada…
1. “Artinya : Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan ucapan yang tidak berguna” [Luqman : 6]
Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu bersumpah bahwa yang dimaksud dengan kata lahwul hadits adalah nyanyian atau lagu. Jika lagu tersebut diiringi oleh musik rebab, kecapi, biola, serta gendang, maka kadar keharamannya semakin bertambah. Sebagian ulama bersepakat bahwa nyanyian yang diiringi oleh alat musik hukumnya adalah haram, maka wajib untuk dijauhi.
2. Diriwayatkan bahwa Abdurrahman bin Ghanam berkata : Abu Amir atau Abu Malik Al
Asy'ari Radiyallahu 'anhu telah menceritakan kepadaku bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda, "Di kalangan umatku nanti akan ada suatu kaum yang menghalalkan perzinaan, sutera, khamr dan alat-alat musik."
3. Ibnu Majah di dalam kitab Sunannya mengatakan : Abdullah bin Said telah menceritakan riwayat hadits kepada kami dan Muawiyah bin Shalih, dari Hatim bin Huraits dari Abi Maryam, dari Abdurrahman bin Ghanm Al Asy'ari, dari Abu Malik Al Asy'ari ra bahwa ia berkata : Rasulullah telah bersabda : " Sungguh akan ada manusia-manusia dari umatku yang meminum khamr yang mereka namakan dengan nama lain, kepalanya dipenuhi dengan musik dan penyanyi-penyanyi wanita. Maka Allah akan menenggelamkan mereka ke dalam bumi dan menjadikan di antara mereka aa kera dan babi.' (sanad hadits ini shahih).
4. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda: “Lebih baik rongga seseorang di antara kalian diisi nanah daripada dia memenuhinya dengan sya’ir”.(HR Muslim)
Ibnu Hajar menyatakan bahwa hadits ini sangat mencela syair dan menghardik orang-orang yang menyibukkan diri dengan syair agar lebih memperhatikan Al-Quran. Padahal dalam sebuah hadits disebutkan bahwa setiap huruf Al-Quran ada sepuluh kebaikan, sehingga sungguh merugi dan celakalah orang-orang yang menghabiskan waktu siang dan malamnya untuk kepentingan nasyid itu.
5. Ibnu Qayyim al jauziyyah dalam kitab Ightsatul lahfan min masyayidisyi dalam bab Pengharaman Musik. Beliau Berkata: “ bagaimana mungkin orang membolehkan apa yang telah dilarang oleh beliau Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam, bahkan beliau menamainya dengan suara pandirdan keji, juga seruling setan. (Hadits Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam dalam Riwayat Tirmidzi, dari ibnu laila dari atha’dari jabir)

Nha cukup lima dulu hujjah yang ana sampaikan, sebetulnya masih cukup banyak,.. sekarang saudara-saudaraku masihkah antum sekalian ingin bermusik??
Bukan saya yang melarang music, tapi dalam ilmu syar’I telah teramat jelas, jadi jika antum sekalian kurang berkenan, jangan cela ana, kalo berkenan dengn argument halalnya ato mungkin mubahnya music menurut antum, silahkan sanggah Hujjah diatas, silahkan lawan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam, silahkan lawan Ibnu Majah, silahkan Lawan Abdullah bin Mas’ud, silahkan debat Ibnu Qayyim, karnea sekali lagi bukan ana yang melarang…

Tidak berhenti disini, bahkan tentang sinetron sandiwara film, drama pun telah muncul fatwanya…
Tanya : Bagaimana hukumnya sandiwara ?

Jawab : Sandiwara, saya katakan tidak boleh karena:
Pertama: Di dalamnya melalaikan orang yang hadir, mereka memperhatikan gerakan-gerakan pemain sandiwara dan mereka senang(tertawa). Di dalamnya mengandung unsur menyia-nyiakan waktu. Orang Islam akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap waktunya. Dia dituntut untuk memelihara dan mengambil faedah dari waktunya, untuk mengamalkan apa-apa yang diridhai oleh Allah Ta'ala, sehingga manfaatnya kembali kepadanya baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana hadits Abu Barzah Al-Aslamy, dia berkata,'Telah bersabda Rasulullah, "Tidak bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga ditanya tentang umurnya, untuk apa dia habiskan. tentang hartanya darimana dia dapatkan, dan untuk apa dia infakkan. tentang badannya untuk apa dia kerahkan. " [Dikeluarkan Imam At Tirmidzi (2417) dan dia menshahihkannya]

Umumnya sandiwara itu dusta. Bisa jadi memberi pengaruh bagi orang yang hadir dan menyaksikan atau memikat perhatian mereka atau bahkan membuat mereka tertawa. Itu bagian dari cerita-cerita khayalan. Sungguh telah ada ancaman dari Rasulullah bagi orang yang berdusta untuk menertawakan manusia dengan ancaman yang keras. Yakni dari Muawiyah bin Haidah bahwasanya Rasulullah bersabda,

"Celaka bagi orang-orang yang berbicara(mengabarkan) sedangkan dia dusta (dalam pembicaraannya) supaya suatu kaum tertawa maka celakalah bagi dia, celakalah bagi dia."[Hadits hasan dikeluarkan oleh Hakim(I/46), Ahmad(V/35) dan At-Tirmidzi(2315).]

Mengiringi hadits ini Syaikh Islam berkata,'Dan sungguh Ibnu Mas'ud berkata,

"Sesungguhnya dusta itu tidak benar baik sungguh-sungguh maupun bercanda."

Adapun apabila dusta itu menimbulkan permusuhan atas kaum muslimin dan membahayakan atas dien tentu lebih keras lagi larangannya. Bagaimanapun pelakunya yang menertawakan suatu kaum dengan kedustaan berhak mendapat hukuman secara syar'i yang bisa menghalangi dari perbuatannya itu. [Majmu Fatawa(32/256)]

(Dinukil dari Edisi Indonesia Menepis Penyimpangan Manhaj Dakwah hal 84-93, Syaikh Dr Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan)

Antum merasa lebih faqih dari Syaikh Fauzan??
Jadi jikalau akal pikiran kita sehat, jernih, Insya Allah kalau udah ngeca hujjah2 yang ana nukil diatas kita akan paham sendiri tentang sikap mana yang kita perbuat…
Jikalau alasan antum untuk menghibur diri, melupakan kesetreesan, menenangkan jiwa, bukankah telah ada obatnya, obat yang sangat mujarab. Al Qur’an…
“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-naik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (Q.S. Al-A’raaf: 204)

Al Quran obatnya,dibaca mendapatkan pahala, di dengarkan juga berpahala, sudah hati tenang, pikiran nyaman, stress hilang berpahala pula,…
So?? What Are u Doing now?? Bermusik bersandiwara ato mentadzaburi Al Qur’an?

Sore ini jam 05.05 PM 22 September 2010.

nikah nikaaaah...

1 komentar
Nikaaah nikah…
Duh, sekarang nee,..ana lagi agak demen banged sama ngebaca atao dengerin kajian tentang hal2 yang berhubungan dengan walimah (heheheeheh udaah kepingin banged keliatane ne, ana menggenapkan separuh dien) mulai dari Ya Allah Izinkan Dia Menjadi Pendampingku – ummu aisyah, Min Munakaraat Al Afrah Wal A’ras – Syaikh bin Baz- Syaikh Sholeh Utsaimin, Taaruf Syar’I dari blog mencari dan mencari, Fiqih Pernikahan – an najiyah, 12 session kajian tentang pernikahan - ahmad sabiq, adaabuz zifaaf – abu haidar, selayang pandang kehidupan rumah tangga – abu umar baasyir, taaruf dulu baru nikah – abu umar baasyir,… keliatan banged ne kalo ngebet pengn lekas nikah..
Padahal telah jelas ya,
Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian yang telah mampu, maka menikahlah, karena demikian (nikah) itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barang siapa yang belum mampu, maka berpuasalah, karena puasa akan menjadi perisai baginya”. [HR. Al-Bukhoriy (4778), dan Muslim (1400), Abu Dawud (2046), An-Nasa'iy (2246)]

Bener nee mencoba menggapai istana sakinah bener2 begitu membuncah, memang tidak mudah sih,.. tapi kelihatannya juga tidak begitu sesulit yang kita bayangkan kq,…
Apalagi kalo pas di jalan, g sengaja ngeliat ada seorang ayah sambil menggendong bunayya nya sedang yg ibu nya bercadar sambil menganthi anaknya satunya,.. duuuuuuwh bikin pengeeen ….
Kita pasrahkan ke Rabb yang merencanakan segala sesuatu saja, kita manusia hanya bisa ihtiar dan berdoa, bukan kah jodoh kita telah tertulis di lauful mahfudz…
Ya Allah, tuntunlah langkah yang rapuh ini ke istana yang sakinah mawadah warahmah… ya Allah
(semangaaat semangaaaat!!!)
21 septm 2010 10.59 pm

Mengenai Saya

Foto saya
ana adalah hamba Allah yang masih fakir akan Ilmu,..
Diberdayakan oleh Blogger.