JAGALAH DIRIMU DAN KELUARGAMU dr API NERAKA

Selasa, 29 November 2011

0 komentar
KAJIAN ISLAM ILMIAH :: JAGALAH DIRIMU DAN KELUARGAMU DARI API NERAKA :: Pemateri: Ust Abdul Qahar (pengajar Ma'had Ukhuwah Sukoharjo) Insya Allah: Hari Jum’at Tgl 06 Muharram 1433 H // 02 Desember 2011 Bakda Maghrib - Isya Di Masjid Al Firdaus Solo (barat Monumen Pers) Diharapkan bisa Maghrib berjamaah di masjid Al Firdaus.

KAJIAN ISLAM ILMIAH

Jumat, 25 November 2011

0 komentar
bismillah. Hadirilah Dauroh Ilmiah LARANGAN SHALAT DI MASJID YANG DIBANGUN DIATAS KUBUR. Pemateri: Ust. Abu Ubaidah Yusuf Mukhtar As-Sidawi Alumni Markaz Ibnu Utsaimin Unaizah Insya Allah Besok: Ahad 04 Desember 2011 Jam 08.00 - selesai di Masjid Jami' Ibnu Utsaimin Ma'had Ukhuwah Sukoharjo Panitia menyediakan Buku yg dibedah.

Sepucuk Tulisan Buat Anakku Tersayang

Jumat, 18 November 2011

1 komentar
Bismillah... Ana ketik sebuah surat yang maknanya begitu indah.. semoga kita mampu mengambil ibrah dari sepucuk surat ini... sepucuk surat buat seorang anak, RENUNGAN BAGI ORANG TUA, DAN CALON ORANG TUA. ^^ --------- Aku Tuliskan surat ini atas nama rindu yang besarnya hanya Allah yang tahu. Sebelum kulanjutkan, bacalah surat ini sebagai surat seorang laki-laki kepada seorang laki-laki, surat seorang ayah kepada seorang ayah. Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Besar kecemasanku menanti kelahiranmu dulu belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah, karena ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah terasakan bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui... Nak, menjadi ayah itu mulia. Bacalah sejarah Nabi-nabi dan Rasul dan temukanlah betapa nasehat terbaik itu dicatat dari dialog seorang ayah dengan anak-anaknya... Meskipun demikian, ketahuilan Nak... menjadi ayah itu berat dan sulit. Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu di sisiku, aku seperti menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas kebapakanmu terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah dan paling aku banggakan di depan siapapun. Bahkan di hadapan Tuhan, ketika aku duduk berhadapan dengan-Nya, hingga saat usia senja ini. Nak. saat pertama engkau hadir, kucium, kupeluk engkau sebagai buah cintaku dengan ibumu. Sebagai bukti bahwa aku dan ibumu tak lagi terpisahkan oleh apapun juga. Tapi seiring waktu, ketika engkau suat kali telah mampu berkata "Tidak", timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya. Engkau bukan milikku, atau milik Ibmumu nak. Engkau lahir bukan karena cintaku dan cinta ibumu. ENgkau adalah Milik Allah azza wa jalla saja. Tak ada hakku menuntut pengabdian dirimu. Karena pengabdianmu semata-mata seharusnya hanya untuk-Nya... Nak, sedih, pedih dan terhempaskan rasanya menyadari siapa sebenarnya aku dan siapa engkau. dan dalam waktu panjang di malam-malam sepi, kusesali kesalahanku itu sepenuh air mata di hadapan Allah ta'ala. Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku... Sejak saat itu Nak, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu kepada pemilikmu yang sebenarnya. Membuat senantiasa berusaha memenuhi keinginan pemilikmu. Melakukan segala seuatu karena-Nya, bukan karena kau dan ibumu. Tugasku buakan membuat engkau dikagumi orang lain, tapi agar engkau dikagumi dan dicintai Allah azza wa jalla... Inilah usaha terberatku Nak, karena artinya aku harus lebih dulu memberikan contoh kepadamu dekat dengan Allah subhanahu wa ta'ala. keinginanku harus lebih dulu sesuai dengan keinginan Allah ta'ala. Agar perjalananmu mendekati-Nya, tak lagi terasa sulit... Kemudian, kitapun memulai perjalanan itu berdua, tak pernah engkau kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku cuma menggenggam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapat kau rasakan perjalanan rohaniah yang sebenarnya... Saat engkau mengeluh letih berjalan, kukuatkan engkau karena kita memang tidak boleh berhenti. perjalanan mengenal Allah ta'ala tak kenal letih dan berhenti. Berhenti bearti mati, inilah kata-kataku tiap kali memeluk dan menghapus air matamu, ketika engkau hampir putus asa... Akhirnya Nak, kalau nanti kita semua manusia dikumpulkan di hadapan Allah azza wa jalla, dan kudapati jarakku amat jauh dari-Nya, aku akan ikhlas. Karena seperti itulah aku di dunia. Tapi kalau boleh aku berharap, aku ingin saat itu aku melihatmu dekat dengan Allah ta'ala. Aku akan bangga nak, KARENA ITULAH BUKTI BAHWA SEMUA TITIPAN KITA KEMBALIKAN PADA PEMILIKNYA... Dari Ayah yang senantiasa merindukanmu. Tertanda.. Ayahanda. ----------------- (maraji': The miracle of Love, Keajaiban Cinta - Abu Umar Basyir)

Kitab Yang Perlu Diluruskan

Senin, 07 November 2011

1 komentar
Dialah Ulama... ahli Ilmu! Sungguh benar apabila mereka diibaratkan dengan bintang di langit, sebab bintang memilki tiga faedah:

1. Penerang kegelapan,

2. Perhiasan langit dan

3. Lemparan bagi syetan yang mencuri kabar langit.


mereka memiliki tiga sifat tersebut;

1. Mereka penerang kegelepan dan kebodohan,

2. Perhiasan di muka bumi, dan

3. Lemparan bagi syetan yang mencampuradukkan antara kebenaran dan kebatilan dan membuat perkara-prkara baru dalam agama dari para pengekor hawa nafsu.

(Risalah Warasatul Anbiya’ Ibnu Rajab al-Hanbali hal. 14-15)


Berikut beberapa kitab bermasalah yang diingatkan para ulama tersebut:

Judul Kitab: Durratun Nashihin (bnyk diambil manfaatnya oleh jamaah tabligh!!!)

Penulis: Utsman bin Hasan bin Ahmad Syakir al-Khubari

Komentar:

Tentang kitab ini, kami kutipkan pernyataan Syaikh bin Baz rahimahullah dalam Fatawa Nur ‘ala ad-Darb (1/80-81), dengan ringkas sebagai berikut:

Kitab ini tidak bisa dijadikan pegangan. (Sebab) berisi hadits-hadits maudhu (palsu) dan lemah yang tidak bisa dijadikan sandaran, sehingga tidak sepatutunya buku ini dijadikan sandaran dan kitab-kitab serupa lainnya yang berisi hadits palsu dan lemah. Hal ini karena hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mendapatkan perhatian penuh dari para imam-imam (ahli) Sunnah. Mereka telah menjelaskan dan memilah hadits-hadits shahih dan yang tidak shahih. Maka, sudah seharusnya seorang mukmin memiliki kitab-kitab yang baik dan bermanfaat (saja), seperti Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, Sunan Arba’ah [1], Mumtaqa al-Akhbar karya Majdudin Ibnu Taimiyah rahimahullah dan kitab Riyadhus Shalihin karya Iman an Nawawi rahimahullah, Bulughul Marom, dan ‘Umdatul Hadits. Kitab-kitab (hadits) ini bermanfaat bagi seorang Mukmin. Kitab-kitab ini jauh dari hadits-hadits palsu dan dusta. Tentang hadits-hadits lemah yang ada di kitab Sunan, Riyadhus Shalihin atau Bulughul Marom, para penulisnya telah menjelaskan dan menyampaikan hukumnya. Hadits-hadits yang lemah yang belum dijelaskan penulis kitab-kitab tersebut, telah dipaparkan dan ditunjukkan oleh para ulama lainnya dalam kitab-kitab syarag yang menjelaskan kitab-kitab tersebut. Demikian juga dijelaskan oleh para ulama dalam karya mereka (secara khusus) tentang hadits-hadits palsu dan lemah.”


Judul Kitab: Fi Zhilal Qur’an



Penulis: Sayyid Quthub


Komentar: Syaikh al-Allamah Muhammad bin Shalih al-Utsaimin berkata ketika tentangnya: “Telah banyak perbincangan tentang kitab tersebut beserta penulisnya, padahal dalam kitab-kitab tafsir lainnya terdapat kecukupan seribu kali lipat dari kitab ini seperti Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Sa’di, Tafsir al-Qurthubi -sekalipun beliau memiliki kelemahan dalam hadits- dan tafsir Abiu Bakar al-Jazairi. Sebagian ahli ilmu seperti ad-Duwaisy[1] dan al-Albani telah memberikan beberap catatan tentang kitab ini. Saya sendiri belum membacanya secara keseluruhan, tetapi saya membaca tafsirnya dalam surat Al-Ikhlas, saya dapati dia telah mengucapkan ucapan yang amat berbahaya dan menyelisihi keyakinan Ahli Sunnah wal Jama’ah, dimana penafsirannya menunjukkan bahwa dia mengatakan wahdatul wujud, demikian pula dia menafsirkan istiwa’ dengan kekuasaan. Perlu diketahui bahwa kitab ini bukanlah kitab tafsir sebagaimana disebutkan oleh penulisnya sendiri dengan “Zhilal Qur’an” (Naungan Al-Qur’an). Maka sewajibnya bagi para penuntut ilmu untuk tidak menjadikan penulis ini ataupun selainnya sebagai faktor perselisihan dan pertengakaran diantara mereka atau menjadikan wala dan bara’ di atas orang tersebut. (Majalah Dakwah, Edisi 1591/Muharram 1418 H)[2].


Judul Kitab: Al-Kasyfu An Mujawazah Hadzihi Ummah Alf (Umur Umat Manusia)

Penulis: Jalaluddin as-Suyuthi

Komentar: Syaikh al-Albani berkata: “Risalah as-Syutuhi “Al-Kasyfu An Mujawazah Hadzihi Ummah Alf”. Kenyataan telah membuktikan batilnya hadits-hadits yang berkaitan tentang penentuan umur umat yang dihitung dengan hitungan tahun[3]. Bagaimana mungkin bagi manusia untuk menentukan dengan waktu seperti ini yang berkonsekuansi penentuan watu tibanya hari kiamat”. (Silsilah Ahadits adh-Dha’ifah 8/107)


Judul Kitab: Alfu Lailatin wa Lailah (seribu cerita/dongeng Abu Nuwas dan Harun Rasyid)
Komentar: Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan ketika ditanya: “Disebutkan dalam sebagian buku sejarah, terutama buku Alfu Lailatin wa Lailah bahwa khalifah Harun Rasyid sangat suka nyanyian dan minum khamr, apakah ini benar? Beliau menjawab: Semua ini adalah kedustaan dan noda yang diselundupkan dalam sejarah Islam. Kitab Alfu Lailah wa Lailah kitab yang tidak dipercaya. Oleh karenanya tidak sepantasnya bagi seorang muslim untuk menyia-nyiakan waktu untuk membaca buku tersebut.

Harun Rasyid adalah seorang yang dikenal shalih, istiqamah, sungguh-sungguh dan pandai dalam mengatur rakyatnya, beliau berangkat haji setiap tahun dan perang setiap tahun. Tuduhan yang digoreskan dalam kitab ini tidak perlu diperhatikan. Dan tidak sepantasnya bagi seorang muslim untuk membaca kitab kecuali kitab yang memuat faedah seperti kitab-kitab sejarah terpercaya, kitab-kitab tafsir, hadits, fiqih, aqidah yang membantu seorang untuk mengenal agamanya, adapun kitab-kitab rendahan, maka tak sepantasnya bagi seorang muslim untuk menyia-nyiakan waktunya untuk membacanya”. (Al-Muntaqa Min Fatawa Syaikh Shalih al-Fauzan 2/306)



Judul Kitab: Syamsul Ma’arif (Cahaya Pengetahuan)
Penulis: Ahmad bin Ali al-Buni

Komentar: Syaikh Abdullah al-Jibrin berkata: “Kitab ini termasuk kitab khurafat, penulisnya telah memenuhinya dengan kedustaan, khurafat, kebatilan, aqidah rusak yang orang yang meyakininya maka dia kufur. Kitab ini juga penuh dengan ajaran sihir dan perdukunan, oleh karenanya kitab ini banyak digemari oleh para dukun. Kitab ini telah menimbulkan banyak kerusakan dan menjerumuskan banyak orang dalam jeratan kekufuran dan kesesatan. Maka kami menasehatkan kepada setiap muslim untuk menjauhinya, barangsiapa yang terlajur memilikinya maka hendaknya membakarnya. Sebagaimana kami menasehatkan kepada setiap muslim untuk banyak membaca Al-Qur’an dan kitab-kitab hadits seperti shahih Bukhari Muslim, sunan, kitab-kitab tauhid, sebab hal itu akan dapat menjaga agama seorang. Wallahu A’lam”. (Fatawa Islamiyah 3/365)



Judul Kitab: Limadza Ikhtartu Syi’ah (Mengapa Aku Memilih Syi’ah)
Penulis: Muhammad Mar’I al-Amin al-Anthaki

Komentar: Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid berkata: “Pada tahun 1405 H, saya mendapatkan sebuah kitab berjudul “Limadza Ikhtartu Syi’ah” yang dinasabkan kepada Muhammad Mar’I al-Amin al-Anthaki, dimana dia mengaku dahulunya adalah penganut faham sunni dan bermadzhab syafi’I kemudian pindah kepada faham Syi’ah. Kitab ini hanya diada-adakan saja dan dinisbatkan kepada penulis yang tak dikenal, bahkan kitab ini hanyalah kedustaan yang dibuat-buat oleh kelompok Rafidhah untuk melariskan madzhab Syiah”. (At-Tahawwul Madzhabi hal. 89 -An-Nadhair-).



Judul Kitab: Lubabul Ma’ani (Manakib Syaikh Abdul Qadir al-Jailani)
Penulis: Abu Shalih Mustamir al-Hajeni al-Juwani



Komentar: Drs. Imron AM berkata: “Kitab Manakib, merupakan kitab yang oleh sebagian masyarakat Islam di Indonesia dipercayai sebagai kitab yang memiliki nilai-nilai keberkatan, seperti dapat mendatangkan rezeki bagi pembacanya, dapat menyebabkan terkabulnya tujuan-tujuan dunia dan akherat, dapat dipergunakan untuk mengusir makhluk-makhluk halus untuk peleasan nadzar (kaul/jawa) dan sebagainya.
Maka diciptakanlah upacara-upacara pembacanya dengan aneka variasi yang menyerupai ibadah dan diakhiri dengan doa-doa istighatsah untuk mengundang roh yang dipandang suci untuk diminta bantuan menyampaikan doa-doa mereka kepada Tuhan.

Menurut penelitian penulis, Kitab Manakib tidak hanya merusak dan mengotori aqidah seorang muslim tetapi di samping itu juga secara tidak langsung merupakan penghinaan kepada Allah dan Malaikat-MalaikatNya.
Dan penulis berteguhan hati bahwa Syaikh Abdul Qadir al-Jailani sendiri bersih dari semua cerita-cerita Manakib itu, karena menurut keyakinan penulis bahwa cerita semacam itu adalah hasil karya tangan tangan kotor…”. (Muqaddimah Kitab Manakib Syaikh Abdul Qadir Jaelani Merusak Aqidah).



JUDUL KITAB: ihya' ulumuddin

Abu Hamid al Ghazali



Sekiranya yang sangat pantas untuk menjelaskan mengenai kandungan dari Kitab Ihya Ulumuddin adalah para ulama yang telah meneliti kitab tersebut. Dan di bawah ini kami bawakan beberapa pendapat ulama tentang kitab ini.

Ibnul Jauzi
Ketahuilah, bahwa kitab Ihya’ Ulumuddin di dalamnya terdapat banyak kerusakan (penyimpangan) yang tidak diketahui kecuali oleh para ulama. Penyimpangannya yang paling ringan (dibandingkan penyimpangan-penyimpangan besar lainnya) adalah hadits-hadits palsu dan batil (yang termaktub di dalamnya), juga hadits-hadits mauquf (ucapan shahabat atau tabi’in) yang dijadikan sebagai hadits marfu’ (ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam). Semua itu dinukil oleh penulisnya dari referensinya, meskipun bukan dia yang memalsukannya. Dan (sama sekali) tidak dibenarkan mendekatkan diri (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala) dengan hadits yang palsu, serta tidak boleh tertipu dengan ucapan yang didustakan (atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).” (Minhajul Qashidin, yang dikutip dalam Majalah Al-Bayaan, edisi 48 hal. 81)

Abu Bakr Muhammad bin Al-Walid Ath-Thurthuusyi
“…Kemudian al-Ghazali memenuhi kitab ini dengan kedustaan atas (nama) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahkan aku tidak mengetahui sebuah kitab di atas permukaan hamparan bumi ini yang lebih banyak (berisi) kedustaan atas (nama) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi kitab ini.” (Dinukil oleh Imam Adz-Dzahabi dalam kitab Siyar A’lamin Nubala’, 19/495).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
“Dalam kitab ini terdapat hadits-hadits dan riwayat-riwayat yang lemah bahkan banyak hadits yang palsu. Juga terdapat banyak kebatilan dan kebohongan orang-orang ahli Tasawwuf.” (Majmu’ Fatawa, 10/552).

“Kitab ini berisi pembahasan-pembahasan yang tercela, (yaitu) pembahasan yang rusak (menyimpang dari Islam) dari para ahli filsafat yang berkaitan dengan tauhid (pengesaaan Allah Subhanahu wa Ta’ala), kenabian dan hari kebangkitan. Maka, ketika penulisnya menyebutkan pemahaman orang-orang ahli Tasawwuf (yang sesat) keadaannya seperti seorang yang mengundang seorang musuh bagi kaum muslimin tetapi (disamarkan dengan) memakaikan padanya pakaian kaum muslimin (untuk merusak agama mereka secara terselubung). Sungguh para imam (ulama besar) Islam telah mengingkari (kesesatan dan penyimpangan) yang ditulis oleh Abu Hamid al-Gazali dalam kitab-kitabnya” (Majmu’ Fatawa, 10/551-552)

“Perkataannya di Ihya Ulumuddin pada umumnya baik. Akan tetapi di dalamnya terdapat isi yang merusak, berupa filsafat, ilmu kalam, cerita bohong sufiyah dan hadits-hadits palsu.” (Majmu’ Fatawa 6/54).

Imam Adz-Dzahabi
“Di dalam (kitab) Al Ihya banyak terdapat hadits yang batil. Selain itu juga terdapat kebaikan yang banyak seandainya tidak dimasukkan di dalamnya adab-adab, perjalanan-perjalanan dan kezuhudan yang berasal dari cara-cara ahli hikmah dan orang-orang sufi yang menyimpang.” (Siyar A’lamin Nubala’, 19/339).

“Bagaimanakah seandainya beliau melihat tulisan-tulisan Abu Hamid Al Ghazali At Thusi dalam Al Ihya yang di dalamnya banyak terdapat hadits-hadits palsu” (Mizanul I'tidal jilid 1 hal 431)

Ibnu Katsir
“…Akan tetapi di dalam kitab ini banyak terdapat hadits-hadits yang asing, mungkar dan palsu.” (Al-Bidayah wan Nihayah, 12/174).




Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
“Betapa banyak kitab Ihya’ Ulumiddin memuat hadits-hadits (palsu) yang oleh penulisnya dipastikan penisbatannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal Imam Al-Iraqi dan para ulama lainnya menegaskan bahwa hadits-hadits tersebut tidak ada asalnya (hadist palsu).” (Silsilah Al-Ahaadits Adh-Dha’ifah wal Maudhu’ah, 1/60).

Akhirnya, kami berdoa kepada Allah agar menambahkan kepada kita ilmu yang bermanfaat.



CATATAN KAKI:

[1] Beliau menulis kitab berjudul Al-Maurid Az-Zulal fi Tanbih ala Akhta’ Zhilal (sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia).



[2] Kritikan juga ditegaskan oleh para ulama lainnya, diantaranya Syaikh Ibnu Baz, al-Albani, Shalih al-Fauzan, Shalih al-Luhaidan, Abdullah al-Ghadyan, Abdul Muhsin al-Abbad, Hammad al-Anshari, Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh, Muhammad bin Jamil Zainu dan lain sebagainya. (Lihat selengkapnya dalam buku Bara’ah Ulama Ummah Min Tazkiyah Ahli Bid’ah oleh Isham bin Abdillah as-Sinani).



[3] Mirip dengan masalah b ini juga buku “Umur Umat Islam” oleh Amin Muhammad Jamaluddin. Syaikh Masyhur bin Hasan berkata: “Hendaknya para pembaca mewaspadai kitab ini, sebab penulisnya banyak menjadikan berita-berita israiliyyat sebagai sandaran yang dipercaya begitu saja dan menggambarkan keterkaitan antara beberapa kejadian yang terdaat dala hadits dari pikirannya sendiri”. (Al-Iraq fi Ahadits wa Atsar 1/438).

sumber:
http://abiubaidah.com (dengan sedikit tambahan)

Ketika Kehormatan Dicampakkan

0 komentar
Kutulis risalah ini teruntuk diriku sendiri, yang senantiasa berbuat dosa dan kesalahan..

Dan senantiasa mengharap Rahmat Allah azza wa jalla..


Rasulullah bersabda:

Wa man yasta’fifyu’iffahu. (Barang siapa menjaga kehormatan dirinya, maka Allah akan menjaga kehormatanya) [HR Bukhari – Muslim]



Sungguh dalam kehidupan dunia, kita diuji berupa pilihan2.. yang mana kita bias menentukannya,.. mana jalan ketaatan? Dan mana pula jalan kemaksiatan? Dan sesungguhnya Rasulullah telah menunjukkan ke dua jalan tersebut, tanpa ada yang terlewatkan.



Tetapi ketahuilah, banyak dari manusia tahu, ini jalan kesesatan, ini jalan yg tidak di ridhoi Allah ta’ala, tetapi dengan sombongnya, dengan jahilnya, kebanyakan dari kita menempuh jalan yg menyimpang itu (wallahul musta’an), entah dengan mencampakkan kehormatan dirinya, ataupula pura2 tiada tahu akan hukum2 Allah, dan yang lebih parahnya ada sebagian yang justru tunduk pada Makhluk, hingga Allah azza wa jalla di nomor 2 kan. (wa iyyadzubillah)…

Saudaraku fillah (semoga Allah memberikan penjagaan pada kita)

Ana serukan pada diri ana sendiri, begitu pula kepada saudara-saudariku yang saat ini hatinya membeku… tangisilah gelapnya hati ini, Insya Allah, akan bersinar kembali…

Sesungguhnya hati dan waktu yg kita miliki ini adalah perkara yg berharga, yang apabila kita lalaikan hati kita untuk tunduk dan patuh pada Allah ta’ala, maka akan terbang pula fawaid fawaid yang sebenarnya mampu kita raih…

Tidak malukah kita pada Allah azza wa jalla yang senantiasa mengawasi kita, tetapi kita masih saja bermaksiat kepadanya?? Dengan kita taat pada kemaksiatan, bearti pula kita telah bermaksiat di hadapan singgasana-Nya!

Manakah benteng iman yang kita miliki?

Lupakah? Kta telah tunjukkan kesalahan pada Rabb azza wa jalla! Tapi Allah masih saja menutupi kesalahan kita?

Sampai Kapan kita akan MENYELISIHI ALLAH jalla wa alaa, yang mana jikalau bapak ibu kita melihat kitapun, tentu tidak akan senang??

Sampai kapan kita akan Mengkhianati Allah azza wa jalla, yang mana nasehat demi nasehat dari saudara kita yang menginginkan kebaikan pada kita, tdk kita pedulikan?? Dan sungguh ana tidak ridhla jikalau ini sampai terjadi!

Duhai diriku, dan saudaraku fillah,.. seandainya dosa ini mempunyai bau,.. ana yakin, maka tiada akan yang mau berkumpul dengan kita,.. tapi Allah jalla wa alaa maha luas RahmatNYA, Dia tutupi semua kesalahan kita,..

Inilah saatnya,..

Inilah saatnya…

Inilah saatnya untuk bermunajat pada Allah azza wa jalla.. keluhkesahkan padaNya, tangisi kekhilafan kita,.. bertaubatlah terhadap dosa dan kesalahan..


Rasulullah bersabda: ” Setiap anak Adam bersalah dan sebaik-baik orang yg bersalah ialah yg bertaubat”.
[Hadits Hasan Riwayat Ahmad 3: 198, Tirmidzi, Ibnu Majah, Hakim 4:244. Shahih Jami’us Shagir 4391, Takhrijul Misykat No. 2431].



Bawalah dosa dan kesalahan ini dihadapan Allah azza wajalla.. tukarkan dengan ampunannya,..

Ingatlah Ampunan Allah seluas langit dan bumi.

Dari Anas bin Malik , dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allah Tabaraka Wa Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam, sesungguhnya selama engkau berdoa kepada-Ku dan mengharap kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni untukmu dosa yang ada padamu, dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu mencapai awan di langit, kemudian engkau mohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu, dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau menghadap-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian menemui-Ku, engkau tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Ku, niscaya Aku menemuimu dengan ampunan seperti itu.” (Hadits shahih riwayat Tirmidzi, no. 3540. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).

Mari bersegera menuju ampunan Allah ta’ala,.. dan bersemangatlah kita untuk menuju ampunan Allah subhanahu wa ta’ala…



Di bumi Allah, 12 oktober 2011

Abu abdilmuhsin ath thoriqy, Hamba Allah yang begitu dhoif.

Mengenai Saya

Foto saya
ana adalah hamba Allah yang masih fakir akan Ilmu,..
Diberdayakan oleh Blogger.